Seminggu yang lalu saya mengadakan acara buka puasa bersama dengan anak panti asuhan dan menuliskan status di FB saya, kemudian ada seorang sahabat yang bertanya: “Bukankah kamu seorang katolik? ikut puasa juga kah?
Saya seorang katolik dan saya juga bingung mengapa saya harus repot-repot mengurusi buka puasa bersama.
Saya hanya melakukan apa yang menurut saya baik, tidak kurang dan tidak lebih π
Sejak kecil saya sering mendengarkan kisah tentang orang samaria yang baik hati
Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (Lukas 10:30-35)
Seorang biksu yang bernama Ajahn brahm menuliskan kata bijak dalam bukunya “si cacing dan kotoran kesayangannya” : Siapakah orang yang paling penting? jawabnya: Orang yang paling penting adalah orang yang berada didekat kita.
Tulisan diatas mau mengingatkan kepada kita bahwa kita harus peduli dengan orang yang berada dekat dengan kita dimanapun kita berada tanpa melihat siapakah dia, dari suku apa, dari agama apa, dari ras apa dan dari golongan apa.
Seorang cendikiawan muslim mengungkapkannya dengan elok:
Ia ibarat kehidupan sebagai taman bunga yang sangat indah.
Ada mawar, melati, anyelir, sedap malam, dahlia dan sebagainya.
Taman ini kehilangan pesonanya jika hanya punya sekuntum bunga– Komaruddin Hidayat
Sebuah ungkapan yang menurut saya bagus:
Seperti lima notasi musik, yang kombinasinya menghasilkan melodi yang tak habis-habisnya
Seperti lima warna, yang perpaduannya menghasilkan beberapa obyek yang indah
Seperti lima rasa, yang kombinasinya menghasilkan beberapa hidangan lezat …-Sun Tzu
Hidup itu anugerah
Keragaman itu anugerah
Berdamailah dengan keragaman
Maka hatimu akan damai
Kota hujan, 05 September 2010
wah..yupss…apapun agamanya….,,,,gaulnya ga boleh pilih-pilih=))
salam kenal ka..ak juga peserta writing contest 2010. ;D
salam kenal dindaa π ya untuk gaul ga boleh pilih2 π selama mereka baik
Sebuah tulisan dari sahabatku, Muhammad Moulya Yamada :
Tetaplah menjadi berkat bagi sesama..
Seperti malaikat. Malikat terbuat dari cahaya. Cahaya tak pernah pilih kasih dalam menyinari.
Janganlah pilih kasih dalam memberikan sinar.. Seperti malaikat…
…Apapun agamamu, apapun agama kita,
tetaplah menjadi cahaya bagi sesama. Kepada siapapun itu. Kepada apapun itu…
Inilah saatnya kita bangkit bersama.. membangun peradaban dengan kebersamaan. Perbedaan memang indah dilihat, namun kebersamaan indah terasa didalam jiwa…
Semoga kita bisa saling berbagi meski ‘bebeda’ ya kang..
Nice post!
terima kasih kang asep π saya belajar dari kang asep tentang action dan saling membantu
Dunia ini terlalu indah dan terlalu singkat, dan terlalu LUAS hanya diisi dengan pertanyaan-pertanyaan mengapa saya melakukan A dan kamu harus melakukan B.
Semua orang masing-masing percaya pada nilai-nilai yang dianutnya sendiri, entah berdasarkan agama kepercayaan, atau etika, filosofi, politik dst,
Jika benar, tentu kita akan saling membahagiakan orang lain. Tanpa peduli, mana yang ada, mana yang dekat, mana yang DIBERI kesempatan oleh-Nya untuk kita berbuat. Apapun, dalam bentuk apapun, cara apapun.
Mengapa? Sebab kita berbagi kekejaman dunia sekaligus keindahan dunia. Dan itu lintas nilai. Nilai-nilai itu UNIVERSAL.
Jadi, Kang Chandra, selalulah dan tetaplah semangat, berbagi dan tak perlu mikir hingga ke nilai-nilai itu untuk berbuat sesuatu!
Terima kasih kang unggul, saya akan selalu berbuat baik sampai saatnya “mudik” π
Pengalaman yang baik… mudahan Tuhan selalu memberkati Anda…
Terima kasih nefo, Tuhan memberkati
karena perbedaan itu adalah keniscayaan.. π
Terima kasih kang hangga π
“berbagi memang luar biasa”
Perbedaan itu indah….
Saling berbagi itu nikmat…
Sekat ras, agama, suku bangsa,,,,akan luntur untuk urusan “humanisme”
Dunia akan aman dan damai manakala kita mensyukuri perbedaan…
Keep your fight, Chandra!
We Proud of U!!!
Ibu yantiiii sekarang saya jadi dosen π saya terinspirasi dari ibu lho π
Kapan nih kita janjian di bis Bogor Bandung lagi hehe
Sukses ya untuk ibu dan keluarga
all of u, absolutely right…
kurang panjang komen nyaaaa π
Caiyooo…Tetap semangat…Gbu
Norie … tetap semangat juga yaaa… oleh2nya jangan lupa π
saya pernah menulis ulang puisi yg ditulis oleh bunda teresa :
biar mereka curiga
maafkanlah
tetaplah kau baik
biar saja mereka memusuhimu dan menipumu
tetaplah kau jujur
biar saja mereka merusak apa yang kau bangun
tetaplah membangun
biar saja mereka iri dan benci
tenanglah
tetaplah bahagia
hari ini kau lakukan kebaikan
esok hari mereka melupakan
maafkan saja
tetaplah kau bekerja
berikan milikmu yang terbaik kepada dunia
kepada mereka
sadari akhirnya :
ini antara kau dan Tuhan
bukan antara kau dan mereka
Cihideung Forest 6 Februari 2008
Saya sangat suka cerita tentang mother teresa… memperlakukan tiap orang sama, menolong mereka yang tersisih… menemani mereka mencapai nirwana dengan senyuman terpancar di wajah mereka π
Thanks MT!
hmmmmm…. mau orang bilang apa kek.. selama apa yang kita lakukan tidak merugikan orang lain… kenapa harus gak mau…
yang belum kenal Chandra Iman… jangan mempertanyakan jiwa socialnya deh… gede bener euy….
Haha, kebaikan selalu menang π bukankah begitu anka baik π
Luar biasa, Chandra …
Kasih itu tidak pandang bulu …
Hitam sama dengan putih …
Sipit sama denga belo …
Lurus tidak berbeda dengan keriting …
Semua anugrah Tuhan,
agar dapat menghargai perbedaan,
agar berkarya bagi siapa saja,
agar mengasihi semua orang.
Sukses dan menjadi berkat bagi sesama.
GBu
Ya… kasih itu universal π
Terima kasih sudah mampir pak Agus π
GBu 2
santai saja……..
thanks!! π
Seandainya banyak orang didunia ini seperti anda, pst dunia ini damai…… Karna kebaikan bkn milik satu agama…….
Lanjutkan trussssss……..
banyak koq bahkan banyak yg lebih baik π thanks ya
tulisannya bagus Kang ChanChan! π
nuhun neng ocha π
Semakin banyak orang seperi Kang Chan Im semakin baik.
semakin banyak orang seperti kang awam pasti lebih baik lagi π
bergaul dgn siapa saja its okey.
Dengan penjahat sekalipun tidak apa.
Asal jgn terpengaruh, akan tetapi kita bisa mempengaruhi dalam kebaikan
iya bro, tadinya seperti itu, baca postingan saya sebelumnya deh tentang kalajengking dan kura-kura…
mantap neh kang, kebaikan emang ga harus diliat dari atau ke siapa, yang penting niatnya aja yang bener π
iya yang penting niat dan action kang π nuhun tos mampir
manusia diciptakan untuk saling berbagi,baik suka maupun duka tanpa memandang status sosial,umur,ras dan agama.
benar fen π thanks ya dah mampir π
Wah hebat…..salut.
Kalau saja semua org sprt mas chandra, sprtnya aman. Semua agama pasti ada yang radikal/fanatik, itu yang jadi masalah buat semuanya.
GBU
Tonton Taufik
Agama itu baik, fanatik itu tidak baik
Terima kasih sudah berkunjung gan tonton π
tetep ajarin gw soal rendah hati guru…..
siyap π
Kenali lebih dalam Kang Chandra
Dan rasakan persahabatan yg indah π
sama2 kang achoey π